Transportasi
Surabaya – Malang – Tumpang – Ranupane
Estimasi Biaya
Bis Surabaya - Malang (Ekonomi) :
Rp. 10.000
Terminal Malang (Arjosari) – Tumpang : Rp. 7.000
Tumpang – Ranupane :
Rp. 35.000
---- Untuk Angkutan dari Tumpang menuju Desa Ranupane menggunakan jeep
dan akan mulai berangkat jika penumpang sudah mencapai 15 orang, dan estimasi
biaya ini per bulan September 2012 ----
Perjalanan dari Tumpang menuju Ranupane ditempuh kurang lebih 90 - 120
menit dengan menggunakan Jeep. Selama perjalanan hamparan indah lukisan
alam seakan menyambut kedatangan kita.
Perjalanan ke Ranupani
Kaldera Tengger
Gunung Tengger Purba
Perijinan
Perijinan untuk para pendaki pada tahun 2013 ini akan mengalami
perubahan seiring dengan semakin besar minat masyarakat untuk mendaki semeru,
maka dari itu pihak TNBTS akan membatasi pendakian per harinya. Keputusan ini
juga tidak lepas dari kegiatan pendakian brutal dari salah satu merk
perlengkapan outdoor pada akhir tahun 2012. Mulai bulan mei pihak TNBTS akan
memberlakukan system booking online untuk memperoleh surat ijin pendakian. Untuk
info lebih lanjut bisa berkunjung ke www.bromotenggersemeru.com
Rute Pendakian
Rute pendakian resmi adalah melewati desa Ranupane sesuai dengan peta
di bawah ini :
Pendakian
--Ranupane – Ranukumbolo—
Para pendaki harus melapor terlebih dahulu ke post sektor Ranupane
untuk pembelian tiket, penyerahan kartu keterangan sehat, KTP, dll sesuai
dengan persyaratan pendakian.
Resort Ranupane
Rute pertama pendaki akan disambut dengan jalanan aspal yang berujung
di gerbang masuk jalur pendakian yang sebenarnya.
Gerbang Pendakian
Setelah itu pendaki akan melewati jalan setapak kecil yang mulai masuk
dalam lingkupan hutan. Kontur pendakian masih relative landai dengan jalur yang sudah tertata dengan baik sampai kita
sampai di pos 1. Hal sama akan kita temui sampai kita melewati pos 2.
Jalur Pendakian
Pos 1
Beranjak dari pos 2 kita akan disambut dengan jalur tanah yang naik
turun ditemani jurang disisi kiri jalur. Kurang lebih berjalan selama 2 jam
kita akan bertemu dengan pos watu rejeng. Di lokasi ini jalur melipir sebuah
bukit batu yang cukup tinggi dengan sebelah kiri jurang yang cukup dalam. Jika cuaca
cukup baik maka kegagahan puncak Mahameru dapat kita saksikan dari sini.
Beranjak dari watu rejeng jalur pendakian tetep naik turun sampai kita
di pos 3. Pos ini ditandai dengan sebuah bangunan yang telah roboh. Meninggalkan
pos 3 kita akan langsung disambut dengan tanjakan curam kurang lebih sepanjang
50 meter, yang cukup menguras tenaga.
Pos 3
Di Atas Awan
Setelah berjalan 90 menit yang menguras tenaga, dari kejauhan akan
tampak keindahan surga yang tersembunyi, yaitu Ranukumbolo. Danau yang bagaikan
oase bagi para pendaki yang telah rela berjalan berjam jam. Sungguh lukisan
alam yang sangat indah.
Para pendaki biasanya bermalam terlebih dahulu di kawasan Ranukumbolo
sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Satu keindahan jika kita
bermalam terlebih dahulu di Ranukumbolo adalah kita dapat menikmati sunrise
pagi hari yang sangat indah.
Pagi hari di Ranukumbolo suhu membeku sampi -5⁰ Celcius, air dalam botol
kami menjadi bongkahan es batu, bunga es tersebar di atas tenda kami dan
hamparan rumput sekitaran danau. Sungguh fenomena yang sangat berkesan di pulau
jawa yang panas bisa kita temui suhu dingin beku seperti layaknya di Eropa.
--Ranukumbolo – Kalimati –
Hari kedua setelah bermalam di pinggiran Ranukumbolo, kita melanjutkan
perjalanan. Start awal kita langsung berhadapan dengan tanjakan cinta. Konon
siapa yang melewati tanjakan ini tanpa menoleh kebelakang maka impian akan
kekasih kita akan menjadi kenyataan, sedikit kisah tentang tanjakan ini
terlepas dari bentuknya yang menyerupai love dari kejauhan dan cukup menguras
peluh jika kita melewatinya.
Melewati tanjakan cinta kita akan langsung disambut dengan padang
rumput luas yang biasa disebut dengan Oro Oro Ombo. Sayang kami kesini pada
waktu musim kemarau, jika kita melintas pada musim penghujan padang rumput ini
akan berubah menjadi padang bunga lavender yang sangat indah.
Setelah berjalan kurang lebih 60 menit dari Ranukumbolo kita akan
sampai di cemoro kandang, pintu awal kita akan kembali masuk ke dalam lebat
hutan.
Cemoro Kandang
Di jalur ini vegetasi hutan didominasi oleh pinus dengan jalur yang sedikit
demi sedikit semakin menanjak sampai kita disebuah padang kecil dengan banyak
ditumbuhi edelweiss yang biasa disebut pos jambangan. Dari sini kegagahan
Mahameru telah jelas berdiri dihadapan kita.
30 menit berjalan kembali kita akan segera sampai di pos terakhir
sebelum manggapai puncak Mahameru. Kalimati adalah dataran cukup luas
beralaskan pasir dari bekas letusan Kawah Jonggring Saloka, dari sini puncak
Mahameru menampakan keagungannya.
Kalimati adalah pos terakhir yang boleh dikunjungi oleh pendaki jika
kita mematuhi persyaratan yang ditetapkan pihak TNBTS. Tetapi jika kita
berkeras mendaki sampai puncak Mahameru, keselamatan masing masing pendaki
bukan lagi menjadi tanggung jawab TNBTS.
Terdapat mat air bernama sumber mani jika mengikuti jalan setapak yang
mengarah ke kanan di tengah sungai aliran lahar dengan waktu tempuh 60 menit
PP. ini adalah sumber air terakhir yang bisa didapatkan para pendaki.
-- Kalimati – Arcopodo --
Dinihari setelah bermalam di kalimati, kita lanjutkan perjalanan. Para
pendaki harus melakukan pendakian pada dihari karena kita harus tiba di
mahameru pada pagi hari karena kurang lebih pukul 09.00 kita harus meninggalkan
puncak, untuk menghindari perubahan arah angin yang dikhawatirkan mengirim
semburan vulkanik kawah Jonggring Saloka ke arah para pendaki. Untuk para
pendaki agar lebih memperhatikan waktu ini jika kita tidak ingin mempunyai
nasih seperti “Soe Hok Gie” . Arcopodo
berjarak 90 menit dari kalimati dengan jalur yang sangat curam dan berdebu. Pos
arcopodo adalah dataran yang cukup untuk sekitar 8 tenda dan tidak terdapat mata
air.
Pos Arcopodo
Arcopodo adalah sebuah nama dari arca peninggalan majapahit yang masih
terdapat di kawasan ini. Dahulu jalur pendakian tepat melewati arca ini,
tetapi karena faktor alam dan untuk pelestarian arca pihak TNBTS
merubah jalur pendakian seperti yang terdapat sekarang ini. Bagi Teman
teman pendaki yang ingin mengetahui wujud dari Arcapada yang hilang bisa
klik website : Cincin Api
-- Arcopodo – Batas Vegetasi --
Perjalanan menuju batas vegetasi semakin berat dan semakin curam
dengan jalur yang penuh pasir dan berbatu. Beberapa meter sebelum kita mencapai
batas vegetasi kita akan melewati jalur yang cukup sempit, berpasir, dan mudah
longsor dengan kiri kanan mengapit jurang yang sangat dalam. Jurang inilah yang
biasa disebut Blank 75. Jurang ini yang cukup banyak membuat para pendaki
celaka, maka dari itu kita harus sangat berhati hati saat melewatinya terlebih
pada malam hari.
-- Batas Vegetasi – Mahameru --
Dari batas vegetasi jalur akan berubah vertical dengan kemiringan
lebih dari 45 derajat. Jalur didominasi dengan lautan pasir berbatu, berjalan
naik 2 langkah maka kita akan merosot kembali 1 langkah. Inilah dimana fisik
dan tenaga kita benar benar di uji.
Batas Vegetasi
Angin yang dingin, Rasa Lelah, Kantuk
menjadi satu sungguh ujian yang sangat berat. Terus melangkah selama 5 jam atau
tergantung dengan fisik pribadi masing masing kita akan segera sampai di puncak
Mahameru.
Lautan Pasir Batu
Naik 2 Turun 1
Sunrise Tak Terkejar
Para pendaki tidak disarankan untuk mendekati kawah Jonggring Saloko,
karena tanah yang labih dan bahaya gas beracun dan dilarang untuk mendaki dari
arah selatan karena merupakan bukaan kawah dan arah aliran lahar.
Mahameru
Puncak Abadi Para Dewa
In Memoriam Soe Hok Gie
Kawah Jonggring Saloko akan meletus setiap 15 – 20 menit dengan
mengeluarkan awan panas atau gas beracun. Letusan kawah jonggring saloko
merupakan hal yang menarik di antara biru langit bumi ini.
Kawah Jonggring Saloko
Letupan Kawah
Semua Kenangan Tentangmu Mahameru..
Tak Akan Lekang Tertelan OlehWaktu..
Tidak ada komentar :
Posting Komentar