Goa Gong terletak di Desa Bomo,
Kecamatan Punung, Donorejo, sekitar 30 km arah Barat Daya Kota Pacitan. Goa ini
merupakan goa horizontal dengan panjang sekitar 256 meter. Di dalam goa itu
terdapat stalaktit, batuan kapur berbentuk kerucut di langit-langit gua, dan
stalagmit, batuan kapur yang berdiri tegak di dasar goa. Dinamakan Goa Gong
dikarenakan di dalam goa terdapat batuan yang dipukul akan mengeluarkan suara
seperti gong. Konon katanya Goa Gong ini adalah goa paling indah di Asia
Tenggara.
Pacitan kota yang terletak di
ujung barat Propinsi Jawa Timur, kota ini dapat diakses melalui beberapa jalur.
Diantaranya melalui kota ponorogo dengan medan jalan berkelak kelok menyusuri
punggungan bukit. Skill mengendarai mobil bisa diuji di jalur ini, dan yang kedua melalui kota solo dengan medan jalan yang
lebih lebar dan tikungan yang tidak setajam jika kita melalui jalur Ponorogo. Kota
ini sekilas tampak kecil dan sepi tidak banyak lalu lalang kendaraan di pusat
kota apalagi jika malam hari telah datang. Namun saat ini kota pacitan telah
bersolek dengan penataan kota dan promosi akan kekayaan wisata alamnya, apalagi
Presiden Kita Pak SBY pun asli berasal dari kota Pacitan ini.
View Menuju Pacitan
Pacitan sendiri terkenal sebagai
kota seribu goa karena banyaknya goa di daerah ini. Hal ini tak mengherankan
karena kota ini dilintasi pegunungan kapur yang membentang mulai daerah Kebumen
di Jawa Tengah, berlanjut hingga kabupaten Gunung Kidul, terus ke timur hingga
Pacitan, lalu Ponorogo, Trenggalek, Malang, hingga berakhir di Jember. Ciri
khas pegunungan kapur adalah adanya goa-goa bawah tanah yang terbentuk dari
aliran air yang melarutkan batuan di sekelilingnya, selain permukaan yang
gersang dan hanya bisa ditumbuhi pohon tertentu seperti jati.
Goa Gong sendiri dapat diakses
dari pusat kota Pacitan kea rah barat kurang lebih 30 km atau sekitar 45 menit
berkendara melalui jalan Solo – Pacitan. Petunjuk untuk menuju goa ini cukup
jelas, jalanan menuju goa gong juga cukup baik.
Pintu Masuk Goa Gong
Memasuki kawasan wisata Goa Gong
kita diharuskan membayar retribusi sebesar 5000 per orang, suatu harga yang
cukup murah tentunya. Dari areal parkiran kita diharuskan berjalan sejauh 200 m
untuk menuju mulut goa. Sebelum memasuki pintu goa akan banyak penjaja senter,
jika kita ingin lebih untuk menelisik sela sela goa kita bisa menyewa senter
ini dengan biaya 5 ribu. Para pengunjung pun berjubel di mulut goa antri untuk
masuk, keadaan yang sangat ramai dikarenakan saya berkunjung tepat saat libur
lebaran.
Mulut Goa
Begitu memasuki goa, Anda akan
langsung takjub dengan indahnya stalaktit dan stalakmit di dalamnya. Di atap
goa Stalaktit menggantung dengan indahnya, di dasar goa muncul stalakmit gagah
yang menjulang tinggi, di dinding goa terdapat guratan guratan indah bak
permadani mahakarya sang pencipta. Cahaya berwarna-warni dari lampu menambah
pesona interior goa ini. Semua keindahan ini seakan menghipnotis pikiran kita.
Hal unik lainnya dari goa ini
adalah adanya bagian-bagian goa yang diberi nama. Stalaktit dan stalakmit
diberi nama Selo Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro
Buwono, Selo Bantaran Angin dan lain lain.
Stalaktit & Stalakmit
Sorotan Lampu Menambah Kesan Artistik
Goa Terindah
Guratan Indah Bak Gorden Surga
Anda tak perlu khawatir dengan
gelap dan licinnya goa karena dalam goa ini sudah dibangun tempat berjalan yang
dilengkapi tangga, pagar pengaman, dan lampu. Namun tentu Anda tetap harus
berhati-hati dan bersikap sopan dalam goa ini.
Jalur & Pagar Pengaman
Istana Bawah Tanah
Sorot Lampu Yang Berubah Ubah
Pilar Pilar Goa
Keluar dari dalam goa para pengunjung langsung bisa langsung menuju
pintu keluar, disekitaran pintu keluar ini terdapat beberapa kios yang
menawarkan pernak pernik, oleh oleh, makanan. Dan yang cukup menarik di
komplek ini adalah Pasar Akik, pasar yang banyak menawarkan bermacam
macam batu akik, dan rupa perhiasan lainnya.
Pasar Akik
Cincin Akik
Dari semua keindahan yang ditawarkan Goa Gong ini ada beberapa yang
menurut saya agak kurang. Yang pertama adalah Kawasan wisata ini kurang
dikelola dengan cukup terutama untuk estetika keindahan di luar goa,
lingkungan masih terkesan semrawut dengan lahan parkir yang menurut saya
kurang tertata dengan rapi apalagi jika keadaan sedang ramai atau peak
season.
Yang kedua adalah perilaku Fotografer komersil yang cukup banyak di
dalam goa, mereka dengan seenaknya keluar dari pembatas pagar dan
berjalan di atas stalakmit goa. Hal yang seharusnya tidak perlu
dilakukan, karena kebanyakan stalakmit & stalaktit akan mati
bertumbuh jika kita menyentuhnya dan perlu diketahui juga bahwa
pertumbuhan stalakmit & stalaktit aktif hanya ukuran milimeter saja
setiap tahunnya.
Yang Ketiga adalah perilaku pengunjung, seperti halnya tingkah para
fotografer komersil para pengunjung juga lumayan banyak yang dengan
seenaknya keluar pembatas jalur dan berjalan diatas stalakmit, mereka
hanya bertujuan untuk foto foto. Sungguh disayangkan perilaku seperti
ini dilakukan, sepatutnya kita turut menjaga keindahan dan kelestarian
goa gong dan goa goa lainnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar